Kebutuhan Pangan Temanggung Kurang Lebih 4.115 Ton Per Bulan Tercukupi
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung optimis kebutuhan pangan di wilayah kabupaten penghasil tembakau ini akan tercukupi dengan hasil panen petani lokal. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Temanggung Joko Budi Nuryanto mengatakan, setiap bulan kebutuhan beras untuk masyarakat di Kabupaten Temanggung kurang lebih sebanyak 4.115 ton, jumlah ini masih bisa dipenuhi dengan luasan tanam padi di seluruh wilayah Temanggung. Pada musim tanam pertama ini, pihaknya menargetkan luas tanaman padi mencapai 28.000 hektar. Luasan tanam ini tersebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. “Pada tanam pertama ini, sebagian besar petani akan menanam padi, apalagi di daerah yang ketersediaan airnya melimpah,” katanya, kemarin. Menurutnya, dengan estimasi produktivitas panen sebanyak 8 ton gabah kering panen (GKP) per hektar maka hasil panen dengan target penanam seluas 28.000 hektar ini sebanyak 224.000 ton GKP. “Apalagi jika perawatannya maksimal dan cuacanya mendukung,” ujar Joko. Baca Juga Ibu Hamil di Temanggung Bakal Dites PCR Ia mencontohkan, di salah satu desa yakni di Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat, hasil panen raya padi beberapa bulan lalu kurang lebih sebanyak 7,75 ton GKP per hektar. Padahal luas tanam di daerah tersebut kurang lebih seluas 25 hektar. “Ini baru satu desa saja, padahal ada 20 kecamatan yang petaninya menanam padi, di satu desa saja bisa memproduksi kurang lebih 400 ton GKP,” terangnya. Ia menuturkan, dengan target luas tanam tersebut, hasil panen raya padi kedepan akan mencukupi untuk kebutuhan pangan bagi masyarakat Temanggung. Bahkan sebagian hasil panen bisa untuk memenuhi kebutuhan didaerah lainnya. “Temanggung ini sebagai salah satu daerah penyangga penghasil pangan di Jawa Tengah,” tuturnya. Dalam upaya menjaga ketahanan pangan selama pandemi Covid-19, Pemkab Temanggung telah mengoptimalkan lahan yang ada untuk ditanami padi, serta memberikan bantuan dan pembinaan kepada para petani agar produksi padi maksimal. “Kami sudah melakukan berbagai upaya, agar petani bisa lebih ringan menghadapi masa tanam ini,” terangnya. Joko berharap, pada musim tanam pertama ini, petani bisa lebih tepat waktu. Sehingga ketika menghadapi pergantian cuaca ke depan, tanaman padi sudah dalam kondisi lebih bagus. “Cuaca yang dihadapi pada musim tanam pertama ini memang lebih ekstrim, tapi biasanya produksi juga lebih bagus dari tanam kedua,” katanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: